Pemkot Denpasar Gelar Persembahyangan Tumpek Landep di Pura Agung Jagatnatha, Doakan Kota Selalu Harmonis
Inews Denpasar- Suasana khidmat menyelimuti Pura Agung Jagatnatha Denpasar pada Sabtu (20/9) pagi. Ratusan umat Hindu bersama jajaran Pemerintah Kota Denpasar menggelar persembahyangan bersama untuk memperingati Hari Tumpek Landep, salah satu hari suci dalam tradisi Hindu Bali yang sarat makna.
Persembahyangan bersama ini dilaksanakan sebagai wujud rasa syukur dan terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa yang dalam manifestasinya memberikan ketajaman pikiran kepada umat manusia. Tumpek Landep secara simbolis dipahami sebagai hari penyucian benda-benda tajam dan sarana pekerjaan, serta momentum untuk menajamkan kembali pikiran agar tetap bersih dan lurus.
Rangkaian upacara diiringi tetabuhan gender wayang dan kidung suci yang menambah suasana sakral. Puncak kegiatan ditandai dengan persembahyangan bersama yang dipuput oleh Ida Pedanda Gede Keniten Griya Himalaya. Para pemedek tampak khusyuk mengikuti jalannya upacara dari awal hingga akhir.
Acara ini dihadiri oleh berbagai unsur penting, mulai dari Ketua DPRD Kota Denpasar I Gusti Ngurah Gede, jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Denpasar, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Denpasar Ida Bagus Ketut Rimbawan, perwakilan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Denpasar, hingga pimpinan OPD di lingkungan Pemkot Denpasar. Kehadiran mereka menjadi simbol komitmen bersama dalam menjaga nilai-nilai kearifan lokal dan spiritual masyarakat Bali.

Baca Juga : APVA dan Boardriders Bali Tebar ‘Tali Kasih’ untuk Korban Banjir Bandang Denpasar
Makna Hari Tumpek Landep
Sekretaris Daerah Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, menjelaskan bahwa Tumpek Landep bukan sekadar ritual rutin, melainkan momen penting untuk introspeksi diri dan mempertebal rasa syukur. “Peringatan ini merupakan wujud syukur atas anugerah Ida Sang Hyang Widi Wasa yang telah memberikan ketajaman pikiran dalam melaksanakan kewajiban dan swadarma,” ujarnya.
Menurutnya, ketajaman pikiran itu diibaratkan seperti senjata yang lancip atau runcing, layaknya keris, tombak, atau pedang. Senjata dalam konteks spiritual adalah simbol keteguhan hati, ketajaman budi, dan kejernihan pikiran dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Doa untuk Kota Denpasar
Ida Bagus Alit Wiradana menambahkan, melalui peringatan Tumpek Landep diharapkan keseimbangan alam semesta beserta isinya dapat terjaga. “Kami juga memohon agar Kota Denpasar senantiasa dijauhkan dari marabahaya dan bencana. Upacara ini sekaligus mengingatkan kita semua untuk mulatsarira, introspeksi diri, dan memperbaiki kualitas hidup,” jelasnya.
Pihaknya menekankan pentingnya menjaga harmoni antara manusia dengan alam, sesama, dan Sang Pencipta, terutama di tengah pesatnya perkembangan kota. Dengan demikian, Denpasar bukan hanya menjadi kota yang maju secara pembangunan, tetapi juga tetap berakar pada nilai-nilai budaya dan spiritual masyarakat Bali.
Persembahyangan Tumpek Landep yang digelar Pemkot Denpasar kali ini menjadi bukti bahwa tradisi luhur tetap mendapat tempat istimewa di tengah arus modernisasi. Melalui kegiatan ini, pemerintah dan masyarakat diharapkan terus bersinergi menjaga kelestarian adat, budaya, dan spiritualitas Bali demi terciptanya kehidupan yang damai dan sejahtera.
















