Organisasi Maritim Internasional: Penjaga Keselamatan dan Keamanan Laut Dunia
Inews Denpasar– Lautan adalah jalur utama perdagangan dunia. Lebih dari 80 persen barang di seluruh dunia diangkut melalui laut menggunakan kapal. Namun, di balik pentingnya peran jalur laut, ada tantangan besar: keselamatan pelayaran, perlindungan lingkungan laut, hingga keamanan dari kejahatan maritim. Di sinilah Organisasi Maritim Internasional (IMO) hadir sebagai lembaga global yang mengatur aturan main di lautan internasional.
Lahirnya IMO: Dari Gagasan ke Kenyataan
IMO berdiri pada tahun 1948 setelah Konvensi PBB tentang Organisasi Maritim disahkan di Jenewa. Namun, organisasi ini baru benar-benar mulai beroperasi pada tahun 1959.
Tujuan utamanya adalah menciptakan standar internasional yang dapat memastikan keselamatan pelayaran dan mencegah pencemaran laut. Dengan kata lain, IMO menjadi forum dunia di mana negara-negara menyepakati aturan bersama agar lautan tetap aman dan berkelanjutan.

Baca Juga : Kabel Semrawut Akan Jadi Kenangan, Denpasar Terapkan Sistem Jaringan Utilitas Terpadu
Struktur dan Keanggotaan
IMO adalah badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Saat ini, hampir semua negara di dunia telah menjadi anggotanya. Markas besar IMO berada di London, Inggris.
Organisasi ini memiliki beberapa organ utama, di antaranya:
-
Majelis Umum, tempat semua anggota duduk untuk membuat keputusan besar.
-
Dewan, yang berfungsi sebagai badan eksekutif.
-
Komite Teknis, yang menangani bidang khusus seperti keselamatan, perlindungan lingkungan laut, hukum maritim, dan fasilitasi perdagangan.
Peran Utama IMO
Sejak awal berdirinya, IMO telah melahirkan berbagai aturan dan konvensi internasional. Beberapa di antaranya menjadi tonggak penting dalam dunia maritim:
-
Keselamatan Pelayaran
-
Konvensi paling terkenal adalah SOLAS (Safety of Life at Sea), yang mengatur standar keselamatan kapal. Aturan ini lahir setelah tragedi tenggelamnya RMS Titanic pada 1912, dan terus diperbarui oleh IMO hingga sekarang.
-
-
Perlindungan Lingkungan Laut
-
IMO mengesahkan MARPOL (International Convention for the Prevention of Pollution from Ships) yang mengatur pencegahan pencemaran laut oleh minyak, limbah kimia, sampah, hingga emisi gas buang dari kapal.
-
-
Standar Awak Kapal
-
Melalui STCW (Standards of Training, Certification and Watchkeeping for Seafarers), IMO menetapkan standar pelatihan dan sertifikasi untuk pelaut agar mampu bekerja secara profesional dan aman.
-
-
Keamanan Maritim
-
IMO juga menangani isu perompakan, terorisme laut, dan ancaman keamanan lainnya. Konvensi ISPS Code (International Ship and Port Facility Security Code) dibuat setelah tragedi 11 September 2001, untuk memperkuat keamanan kapal dan pelabuhan.
-
Tantangan Baru di Era Modern
Di abad ke-21, IMO menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Isu perubahan iklim menjadi salah satu fokus utama. Kapal laut merupakan penyumbang emisi gas rumah kaca yang cukup besar. Karena itu, IMO mendorong aturan agar industri maritim beralih ke bahan bakar ramah lingkungan dan teknologi rendah emisi.
Selain itu, masalah digitalisasi dan keamanan siber juga menjadi perhatian. Seiring berkembangnya kapal pintar (smart ship) dan sistem navigasi digital, ancaman peretasan terhadap kapal dan pelabuhan semakin nyata.
Kontribusi IMO bagi Indonesia
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia punya kepentingan besar dalam organisasi ini. Keanggotaan Indonesia di IMO memberikan kesempatan untuk ikut menentukan kebijakan maritim global, sekaligus memastikan bahwa aturan internasional mendukung kepentingan nasional.
Melalui IMO, Indonesia juga mendapat kesempatan memperkuat standar keselamatan pelayaran domestik, melatih SDM pelaut, dan berperan aktif dalam isu lingkungan laut.
Kesimpulan
Organisasi Maritim Internasional (IMO) adalah penjaga utama aturan global di lautan. Tanpa IMO, mungkin dunia akan menghadapi kekacauan dalam pelayaran, keselamatan kapal, hingga perlindungan laut.
















