Serangan AS Gagal Hancurkan Total Situs Nuklir Iran, Intelijen Bocorkan Penilaian Awal

Inew Denpasar — Serangan AS udara Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran—Fordow, Natanz, dan Isfahan—tidak berhasil menghancurkan elemen kunci dari program nuklir Teheran, menurut laporan awal intelijen AS yang bocor ke publik. Meski dinyatakan sebagai “sukses total” oleh Presiden Donald Trump dan Menteri Pertahanan Pete Hegseth, evaluasi internal menunjukkan hasil yang jauh lebih hati-hati.
“Badan Intelijen Pertahanan AS (DIA) memperkirakan bahwa serangan tersebut hanya menunda program nuklir Iran selama beberapa bulan dan tidak menghentikannya sepenuhnya. Salah satu dari empat sumber yang menerima pengarahan rahasia mengungkapkan bahwa sentrifus utama dan cadangan uranium yang diperkaya tetap sebagian besar utuh.”
Klaim Trump vs. Fakta Intelijen
Trump sebelumnya mengklaim bahwa fasilitas nuklir Iran. “Hancur total” berkat bom bunker-buster seberat 30.000 pon yang dijatuhkan oleh pembom B-2 AS. “Tempat itu terkubur, tempat itu hancur total,” ujar Trump dalam konferensi pers Selasa pagi (24/6). Namun, para analis di DIA menilai bahwa sebagian besar kerusakan hanya terjadi pada bangunan di atas tanah—seperti infrastruktur listrik dan konversi logam uranium—tanpa menjangkau fasilitas utama di bawah permukaan.
Pernyataan Gedung Putih pun membantah laporan tersebut, menyebutnya sebagai “informasi rahasia yang dibocorkan oleh pihak yang ingin melemahkan Presiden.” Sekretaris pers Karoline Leavitt menyebut kebocoran ini sebagai “upaya untuk mendiskreditkan pilot pemberani dan misi yang dieksekusi sempurna.”
Israel Akui Dampak Terbatas, Tapi Optimis
Israel yang sebelumnya juga melancarkan serangan ke beberapa lokasi nuklir Iran. Menyatakan bahwa kombinasi serangan AS dan Israel telah menunda program Iran selama dua tahun. Namun sumber di Tel Aviv menyebut bahwa kerusakan yang ditimbulkan AS. Terhadap fasilitas bawah tanah di Fordow ternyata lebih kecil dari yang diperkirakan.
Baca Juga : 9 Orang Tewas Akibat Longsor di Denpasar dan Klungkung
“Tanpa hambatan lebih lanjut, Iran bisa membangun kembali dalam waktu relatif singkat,” kata seorang pejabat pertahanan Israel.
Proses Evaluasi Masih Berlangsung
Pentagon dan badan-badan intelijen lainnya masih menganalisis dampak penuh dari serangan tersebut. Ketua Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Dan Caine, menyatakan bahwa terlalu dini untuk menyimpulkan apakah Iran benar-benar kehilangan kemampuan nuklirnya. “Kami terus mengumpulkan data dari berbagai sumber, termasuk dari dalam Iran,” kata Caine.
Sementara itu, pengamat kebijakan luar negeri memperingatkan bahwa optimisme berlebihan bisa menjadi bumerang diplomatik. “Jika ternyata Iran hanya tertunda beberapa bulan, serangan ini bisa memperkuat tekad mereka, bukan menghambatkannya,” ujar Dr. Elena Kouris dari International Nuclear Policy Forum.